Jumat, 10 Juli 2020

Pengertian Bakteri Salmonella thypi

A. Karakteristik dari bakteri Salmonella typhi


Pernahkah kamu melihat gambar di atas? Gambar apakah itu?  Yups, kamu benar. Itu adalah gambar 3D dari Salmonella typhi. ๐Ÿ˜Š๐Ÿ‘

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang Salmonella, ada baiknya kita perhatikan taksonomi dari Salmonella typhi sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo : Gamma Proteobacteria
Class : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella enteric 
Subspesies : enteric I
Serotipe : typhi

Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif, memiliki flagel, bersifat anaerob fakultatif, berkapsul dan tidak membentuk spora. Salmonella thypi memiliki tiga antigen. Masih ingat kan apa itu antigen? ๐Ÿคญ๐Ÿ˜ Yah, bebar. Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan. Antigen di dalam tubuh manusia bisa berbentuk bakteri, virus, atau bahan kimia tertentu. Nah, ketiga antigen dari Salmonella thypi adalah sebagai berikut:
  1. Antigen O (antigen somatic), yaitu berada pada lapisan luar tubuh bakteri. Bagian ini memiliki struktur kimia lipopolisakarida (endotoksin). Antigen ini tahan dengan suhu panas dan alkohol akan tetapi tidak tahan dengan formaldehid.
  2. Antigen H (antigen flagela), yaitu terletak pada flagela, fimbriae atau fili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan dengan panas diatas 60 oC, asam serta alkohol.
  3. Antigen Vi adalah polimer polisakarida bersifat asam yang berada pada kapsul (envelope) dari bakteri sebagai pelindung bagi bakteri salmonella terhadap fagositosis.

Kebanyakan serotipe Salmonella tumbuh dengan kisaran antara suhu 5 sampai 47 °C dengan suhu optimum 35 sampai 37° C, tetapi ada beberapa serotipe bisa tumbuh di suhu serendah 2 sampai 4 °C atau setinggi 54 °C. Bakteri  Salmonella sensitif terhadap panas dan bisa mati pada suhu 70 °C  atau lebih. Bakteri Salmonella tumbuh di kisaran pH 4 sampai 9 dengan optimum antara 6,5 dan 7.5. Bakteri ini membutuhkan aktivitas air yang tinggi (aw) antara 0,99 dan 0,94 (air murni aw = 1,0) namun bisa bertahan di aw <0,2 seperti pada makanan kering. Pertumbuhan akan terhambat pada suhu <7 °C, pH <3,8 atau aktivitas air <0,94.

Salmonella typhi dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri. Sebagian bakteri dihancurkan oleh asam lambung dan bisanya berlanjut kesaluran pencernaan dan berkembang biak. Jika bakteri masuk dengan jumlah yang banyak yaitu kurang lebih 106 sanpai dengan 109 . Apabila respon imunitas humoral mukosa IgA usus yang kurang baik maka bakteri akan masuk ke dalam usus halus. Pertama akan menembus sel-sel epitel terutama sel M lalu ke lamina propia. Di lamina propia bakteri berkembang biak dan difagosit oleh sel fagosit terutama makrofag.

Kuman dalam hal ini bakteri Salmonella typhi dapat berkembang biak dan hidup di dalam makrofag selanjutnya dibawa ke Plaque Peyeri Ileum Distal, kemudian menuju kelenjar getah bening mesenterika. Melalui duktus torasikus 
bakteri masuk ke dalam sistem peredaran darah sehingga menyebabkan bakterimia (asimtomatik) dan demam tifoid. Bakterimia dikatakan asimtomatik karena baru pertama terjadi kurang lebih 24-72 jam setelah bakteri tertelan dan biasanya tanpa gejala sebab bakteri langsung ditangkap oleh sel-sel sistem retikuloendotelial tubuh yang utama yaitu hati, limpa dan sumsusm tulang. Pada organ ini, bakteri akan meninggalkan makrofag dan kemudian berkembang biak diluar sel (ruang sinusoid) selanjutnya menuju kedalam sirkulasi darah lagi yang menyebabkan bakterimia kedua kalinya dengan tanda dan gejala infeksi sistemik.

Dalam hati, bakteri masuk kedalam kandung empedu dan berkembang biak. Secara berselang akan diekskresikan bersama dengan cairan empedu kedalam lumen usus. Kurang lebih separuh bakteri dikeluarkan bersama feses dan 
separuhnya lagi masuk kedalam sirkulasi menembus usus. Proses yang sama diawal terulang kembali, akibat aktivasi makrofag maka saat fagositosis bakteri Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik yakni; demam, malaise, mialgia, sakit perut, sakit kepala, instabilitas vascular, gangguan mental dan koagulasi. Berikut adalah gambaran alur salmonella typhi yang memaauki tubuh manusia: 



B. Morfologi Salmonella typhi

Perhatikan gambar di bawah ini: 

Gambar tersebut merupakan gambaran dari morfologi Salmonella. Bentuk dari bakteri Salmonella typhi adalah batang atau silindris, tidak berspora, ukuran 103,5 ยตm x 0,5-0,8 ยตm, besarnya koloni rata-rata 2 sampai 4 mm, memiliki flagela peritrikh. Bakteri ini memfermentasikan glukosa dan manosa tanpa membentuk gas tetapi tidak memfermentasikan laktosa dan sukrosa. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S (hidrogen sulfida).

Isolat Salmonella typhi pada media SSA (Salmonella dan Shigella Agar) ketika suhu 37 oC maka menunjukkan koloni yang tampak cembung, transparan dan memiliki bercak hitam dibagian pusat. Bakteri Salmonella typhi akan mati pada suhu 60 oC selama 15 sampai 20 menit melalui pasteurisasi, pendidihan ataupun khlorinasi (penambahan klorin). Berikut adalah gambar dari Isolat Salmonella typhi pada media SSA (Salmonella dan Shigella Agar):




2. Mengidentifikasi bakteri Salmonella typhi.
Prinsip identifikasi Salmonella typhi adalah dengan melihat penampang secara mikroskopis (pewarnaan gram), kultur bakteri, uji serologis, uji biokimia dan biomolekuler. Terdapat lima cara untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella typhi adalah sebagai berikut:
  • Pewarnaan Gram TP-39 dengan melakukan prosedur pewarnaan didapatkan hasil bakteri Gram batang negatif. Berikut adalah beberapa hasil uji pewarnaan gram pada salmonella typhi. 


  • Kultur adalah metode mengembangbiakan bakteri dalam suatu media. Pada umumnya Salmonella tumbuh dalam media pepton ataupun kaldu ayam tanpa tambahan NaCl atau suplemen yang lain. Media kultur yang sering digunakan adalah agar Mac Conkey. Media lain seperti agar EMB (eosine methylene blue), Mac Conkey atau medium deoksikholat dapat mendeteksi adanya lactose non-fermenter sepeti bakteri Salmonella typhi dengan cepat. Namun bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa tidak hanya dihasilkan oleh Salmonella, tetapi juga Shigella, Proteus, Serratia, Pseudomonas, dan beberapa bakteri gram negatif lainnya. Untuk mendeteksi Salmonella typhi dengan cepat dapat pula mempergunakan medium bismuth sulfit. Untuk lebih spesifik, isolasi dapat dilakukan pada medium selektif, seperti agar Salmonella-shigella (agar SS) ataupun agar enteric Hectoen yang baik untuk pertumbuhan Salmonella dan Shigella. Prinsip kultur bakteri ini adalah : bekuan darah penderita + media Gall atau Bile 1 % dalam Pepton Water (1 : 1) diinkubasi selama 24 jam dalam suasana aerobic, kemudian dilakukan penanaman pada media differensial seperti media MacConkey, apabila hasil yang didapat memperlihatkan bakteri dapat memfermentasikan laktosa (laktosa positif) maka pemeriksaan tidak dilanjutkan, sedangkan apabila bakteri tidak memfermentasikan laktosa (laktosa negatif) maka pemeriksaan dilanjutkan untuk mencari bakteri Salmonella.  Hal yang perlu diperhatikan pada isolasi kuman Salmonella dalam Kultur gall atau Gall Culture adalah waktu pengambilan bahan untuk dilakukannya pemeriksaan, jenis media yang digunakan, jumlah volume darah maupun cara inkubasi yang benar serta cara pengambilan darah harus seaseptik mungkin. Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80 sampai 90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotik. Pada minggu ke -3 kemungkinan untuk positif menjadi 20  sampai 25% dan minggu 4 hanya 10  sampai 15%.Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mencari bakteri Salmonella dalam darah. Bahan yang digunakan bekuan darah bukan serum. Hal ini karena serum dipakai untuk tes widal.  Berikut adalah karakteristik koloni salmonella typhi dalam berbagai media: 
  • Uji serologi. Pemeriksaan serologi inimeliputi: 1. Tes widal, 2. Tes Tubex, 3. Tes Thypidot, 4. Tes IgM distrik dan yang terakhir, 5. Tes ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) Salmonella typhi/paratyphi lgG dan lgM. Berikut adalah gambar uji serologi: 
    • Tes widal 
    • Tes Tubex 
    • Tes typhidot
    • Tes ELISA




  • Tes Biokimia, meliputi: 1. Tes Urease TP 36 : Hasil tes ini bahwa Urease Spesies salmonella tidak menghasilkan urease. 2. Oxidase TP 26 : Tes oksidase yang hasilnya Spesies Salmonella bersifat oksidase negatif. 3. Tes Indole TP19 dengan Uji Indole, spesies salmonella bersifat indol negative
  • Biomolekuler, meliputi: 1) PCR (Polymerase Chain Reaction) Polymerase Chain Reaction adalah metode untuk amplifikasi (perbanyakan) primer oligonukleotida diarahkan secara enzimatik urutan DNA spesifik. Teknik ini mampu memperbanyak sebuah urutan 105-106-kali lipat dari jumlah nanogram DNA template dalam latar belakang besar pada sequence yang tidak relevan (misalnya dari total DNA genomik).

C. Cara mendiagnosis infeksi bakteri Salmonella typhi
  • Anamnesis. Demam yang dialami penderita mulai naik secara bertahap pada minggu pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau remiten pada minggu kedua.Demam muncul pada sore/malam hari, sakit kepala, mialgia, anoreksia, mual, muntah, serta diare.Demam adalah keluhan utama dari infeksi bakteri dan gejala klinis terpenting yang timbul pada semua penderita. Demam dapat muncul secara tiba-tiba, dalam 1-2 hari akan bertambah parah dengan gejala yang menyerupai septisemia oleh karena Streptococcus atau Pneumococcus daripada S. typhi.
  • Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan penderita dewasa.Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari.Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. 
  • Uji Laboratorium. Dalam menunjang anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pada penderita akan ditemukan lekopeni, lekositosis, atau lekosit normal, aneosinofilia, limfopenia, peningkatan laju endap darah, anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi hati seperti hepatitis tifosabila, hepatomegali, ikterik, (ditunjukan dengan hasil bilirubin >30,6 umol/1, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan indeks PT), serta kelainan histopatologi.
Nah, dari pemaparan di atas, maka didapatkan simpulan sebagai berikut: 
  1. Salmonella adalah bakteri Gram negatif, memiliki flagela, bersifat fakultatif anaerobik yang memiliki tiga antigen utama: antigen H atau flagela; O atau antigen somatik; dan antigen Vi (hanya dimiliki beberapa serovar). Isolat salmonella pada media SSA (Salmonella Shigella Agar) pada suhu 37oC nampak koloni cembung, transparan, bercak hitam dibagian pusat.
  2. Prinsip identifikasi Salmonella typhi adalah dengan melihat penampang secara mikroskopis (pewarnaan gram), kultur bakteri, uji serologis, uji biokimia dan biomolekuler. Masing-masing cara identifikasi memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri. Oleh karena itu, pemilihan cara identifikasi disesuaikan dengan kondisi dan waktu pemeriksaan.
  3. Cara untuk mendiagnosis bakteri Salmonella typhi didapat dengan anamnesis, lalu melihat gejala klinis yangyang mu, gejala penyerta serta dengan melakukan uji laboratorium baik kultur, serologis dan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis pasti penderita yang memang terinfeksi bakteri Salmonella typhi.
Terimakasih. Semoga bermanfaat yaa..
Jangan lupa untuk ikuti blog ini ๐Ÿ˜‰ 

Gak keren kalo gak komen. Silahkan komen apapun yang baik dan membangun. Wassalamu'alaikum ๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜Š
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  FASE E, ELEMEN KE-3 DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS Profesi Dan Peluang Usaha Di Bidang Industri Kimia Analisis        Profesi di Bidang ...